Tips Hidup Hemat Ala Mahasiswa, Salah Satunya Jangan Terlalu Sering Self Reward!

Ilustrasi (dok: bola.com)


Bagi mahasiswa, mengelola finansial di tanah rantau adalah tantangan yang lumayan sulit. Banyaknya pengeluaran tak terduga seperti biaya untuk tugas kampus, organisasi, atau kebutuhan lainnya membuat para mahasiswa bingung kemana perginya uang yang baru saja diberikan oleh orang tua mereka? Hal itu tak luput juga karena kebiasaan menghambur-hamburkan uang untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup mereka. Gaya hidup yang harus dipenuhi bukanlah kebutuhan primer. Saat dompet mulai ringan bahkan belum memasuki akhir bulan, membuat sebagian mahasiswa merasa ngenes untuk meminta uang ‘lagi’ kepada orang tua. Nah, berikut ini terdapat beberapa tips yang mungkin bisa bermanfaat agar dompet tidak seret apalagi di akhir bulan:

1. Catat setiap anggaran yang dikeluarkan per bulannya

Buatlah catatan anggaran yang kamu keluarkan setiap harinya. Entah itu kebutuhan primer seperti makan, biaya transportasi, kebutuhan kuliah, atau hal sekecil apapun beli es teh jumbo misalnya. Catatan-catatan itu dapat memudahkanmu untuk mengira-ngira kemana saja perginya uang itu. Agar terasa menyenangkan dan tidak bosan untuk mencatat, kamu bisa mencari template lucu untuk catatan pengeluaran di Canva atau Google. 

2. Usahakan masak sendiri

Salah satu keluhan mahasiswa adalah kesibukannya yang membuatnya tidak ada waktu untuk memasak. Sehingga banyak mahasiswa lebih memilih untuk membeli makanan di luar agar lebih praktis. Yang mana, biaya satu kali makan di luar apabila masak sendiri bisa untuk 2-3 kali makan. Tips lain apabila terlalu sibuk sehingga tidak ada waktu untuk memasak yaitu, masak nasi saja lalu membeli lauk di warung rames. Warung rames, biasanya menyediakan macam-macam lauk yang harganya terjangkau. Kamu bisa membeli lauk sesuai keinginanmu seperti telur, orek tempe, ayam goreng tanpa menguras kantongmu terlalu dalam dan mengifisienkan waktumu tanpa harus memasak.

3. Gunakan angkutan umum atau mencari tumpangan teman yang searah

Jika kamu tidak membawa alat transportasi, alih-alih memesan grab atau gojek, apabila kampusmu bisa diakses dengan angkutan umum, maka lebih baik gunakanlah fasilitas ini yang biayanya lebih terjangkau. Biasanya di kota besar seperti Semarang, Jogja, Jakarta atau kota lainnya terdapat bus trans yang biayanya cukup ramah untuk kalangan mahasiswa, cukup seribu rupiah saja apabila kamu menunjukkan KTM. Apabila kampusmu belum bisa diakses oleh angkutan umum, kamu bisa juga nih nebeng ke temanmu yang searah denganmu. Tapi ingat ya, kalau nebeng dengan teman usahakan kamu sudah siap terlebih dahulu, jangan malah temanmu yang menunggu kamu. Kamu juga sesekali harus membelikannya bensin atau mentraktriknya sebagai bentuk terimakasih karena sudah diberi tumpangan gratis.

4. Jangan sering-sering self reward

Di tengah lelahnya berbagai aktivitas yang telah dijalani, biasanya para mahasiswa mengapresiasi dirinya atau istilah jaman sekarangnya yaitu self reward dengan membeli makanan atau barang yang diinginkannya. Self reward ini justru lama kelamaan menjadi alasan mahasiswa untuk terus mengeluarkan uangnya. Boleh self reward tetapi jangan terlalu sering, paling maksimal satu kali sebulan.

5. Tolak ajakan nongkrong yang tidak jelas

Sebagai mahasiswa, ajakan nongkrong sering kali datang dari mana. Entah itu teman kelas, teman organisasi, atau siapapun itu. Meskipun nongkrong memang seru, tetapi jika terlalu sering dilakukan, ajakan nongkrong yang biasanya berada di kafe atau tempat-tempat makan pastinya bisa bikin pengeluaran membengkakn. Maka dari itu, menolak ajakan nongkrong adalah langkah cerdas untuk membuat keuanganmu tetap sehat.

Nah, dari salah satu dari ke lima tips yang telah disebutkan mungkin bermanfaat bagi kamu mahasiswa yang sedang berusaha berhemat. Yang terpenting kamu tahu pengeluaran apa saja yang perlu diprioritaskan terlebih dahulu. Dengan strategi yang tepat, kamu bisa menghadapi akhir bulan tanpa khawatir kehabisan uang. Kamu juga tetap bisa menjalani kehidupanmu sebagai mahasiswa dengan seru dan nyaman. Fighting!


Penulis: Amelia Nayla Daniswara


Lebih baru Lebih lama