Literasi adalah fondasi pengetahuan masyarakat, terutama bagi generasi muda yang akan meneruskan perjuangan para pahlawan. Literasi tidak hanya mencakup kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga memahami dan memanfaatkan informasi sehari-hari. Di Indonesia, tantangan literasi masih sangat besar bagi anak bangsa.
Salah satu masalah utamanya ialah rendahnya minat baca di kalangan anak muda, terutama pelajar dan mahasiswa. Banyak dari mereka lebih memilih menggunakan teknologi dan AI untuk mencari informasi tanpa benar-benar memahami isi dari informasi yang disampaikan.
Menurut Central Connecticut State University, Indonesia menempati peringkat 60 dari 61 negara dalam hal literasi. Survei UNESCO menunjukkan bahwa hanya 0,001% dari populasi Indonesia memiliki minat baca yang tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa anak muda lebih memilih aktivitas lain ketimbang membaca, yang dianggap membosankan.
Dampak minimnya literasi dapat dilihat pada mahasiswa yang lebih suka mengonsumsi berita melalui TikTok dan Instagram dalam format singkat. Dengan tayangan yang hanya berdurasi 60 detik atau kurang, mereka cenderung malas membaca berita secara lengkap. Akibatnya, informasi yang diterima seringkali terdistorsi dan kurang akurat.
Sebagai warga Indonesia, kita perlu mengadakan kegiatan menarik untuk meningkatkan minat literasi. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
1. Menyediakan bahan bacaan yang sesuai dengan minat masyarakat.
2. Mengadakan program membaca rutin minimal sekali seminggu.
3. Memberikan penghargaan bagi mereka yang aktif dalam literasi.
4. Mendorong dan mendukung mereka yang belum tertarik untuk membaca.
Demikian, membaca adalah kunci untuk mengetahui hal-hal yang belum kita ketahui dengan jelas. Literasi yang baik akan menciptakan generasi yang cerdas, kompetitif, dan mampu memilah fakta dari fiksi. Dengan membaca, kita tidak hanya memperluas wawasan, tetapi juga dapat memberikan edukasi kepada orang lain tentang informasi yang benar.
Penulis: Tata Eka Pradita