Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) memperkirakan lebih dari miliaran orang dewasa, berjuta anak, dan remaja di seluruh dunia sudah kelebihan berat badan di antaranya mengalami obesitas. Kelebihan berat badan menjadikan seseorang terlihat tidak sehat. Terdapat banyak fenomena obesitas yang terjadi jika masalah gizi di Indonesia tidak teratasi.
Obesitas merupakan penumpukan lemak yang lebih diakibatkan karena ketidakseimbangan asupan energi dengan energi yang digunakan dalam waktu lama. Obesitas juga dapat dikatakan ketika tubuh mengalami penumpukan lemak akibat kadar kolesterol tinggi. Dikatakan obesitas jika Body Mass Index (BMI) seseorang berada di atas angka 25. Seseorang dikatakan normal berat badannya jika BMI dikisaran angka 18,5-22,9.
Penyebab obesitas seseorang disebabkan faktor gaya hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan makan makanan yang tinggi gula dan lemak, serta malas berolahraga. WHO telah mengidentifikasi obesitas sebagai penyakit kronis yang paling serius, penyakit yang jika tidak diatasi maka akan menyebabkan bahaya lainnya seperti penyakit hipertensi, gagal jantung, ginjal, sistem saraf, dan penyakit mata.
Obesitas dipandang kurang menarik dan juga dapat mengurangi kualitas kesehatan serta menjadi sumber penyakit-penyakit kronis. Obesitas memang benar adanya sebagai penyakit yang serius karena berisiko dua kali lipat terjadinya penyakit kronis. Sebagian orang banyak menganggap bahwa obesitas bukanlah suatu penyakit, orang yang memiliki berat badan berlebih namun tetap sehat pun tetap menjalani kehidupan normal. Tetapi jika seseorang memiliki berat badan lebih, jika seiring berjalannya waktu terdapat perubahan pada kesehatannya bisa dikatakan bahwa obesitas menimbulkan penyakit kronis.
Kejadian obesitas pada anak-anak tumbuh dengan cepat dan beban komplikasinya harus dipertimbangkan tidak hanya dari sudut pandang medis tetapi juga dari sudut pandang sosial ekonominya. Kualitas dan harapan hidup pasti akan dipengaruhi oleh obesitas. Banyak hasil penelitian yang menyatakan bahwa subjek yang secara genetik cenderung mengalami obesitas. Pada anak-anak harus adanya tindakan pencegahan seperti aktivitas fisik dan pola makan sehat yang merupakan cara terbaik untuk mengurangi risiko komplikasi akibat obesitas.
Kenaikan berat badan yang meningkat seiring dengan kenaikan ukuran porsi makan, serta penurunan berat badan juga dapat dicapai dengan pengurangan ukuran porsi makan. Meningkatkan energi asupan dapat menyebabkan peningkatan BMI dan perkembangan kelebihan berat badan serta obesitas yang nantinya dapat berkontribusi pada resistensi insulin dan sindrom metabolik.
Oleh : Kharisma Alifatun Hidayah