Oleh: Athok Mahfud
Gus,
Orang-orang memanggilmu Pak Kyai
Ada juga yang mamanggilmu Pak Presiden
Ada lagi yang memanggilmu Abdur
Tapi izinkanlah aku memanggilmu Gus
Biarkan aku saja yang memanggilmu begitu
Tapi aku telat memanggilmu
Tuhan sudah
memanggilmu terlebih dahulu
Aku masih ingat
waktu itu
Derai haru air surga meruntuhkan lautan asa
Gelintir daun berguguran menyulam negeri ini
Udara dipenuhi semerbak wangi yang kemudian merebah
Meskipun gelak tawamu tak mampu berkelana lagi
Kau tetap dikenang oleh mayat-mayat hidup bangsa ini
Meskipun tingkah konyolmu tak bisa berkibar lagi
Kau tetap ada di dalam jiwa kami
Sampai kapanpun
Kau pasti tersenyum di sana
Aku dapat melihatnya lewat temaram kelabu malam
Bahkan, lukisan wajahmu terpasung pasrah di kamarku
Saat itu kau mengenakan sepatu, jas, dan dasi
Namun kau tak lupa juga memakai sarung, sorban, dan peci
LABEL:
Sastra